Maklumat

Tulisan-tulisan terkini dapat juga didapatkan di halaman Kompasiana di alamat https://kompasiana.com/didikaha

Khusus untuk konten-konten sastra seperti puisi, cerpen dan esai silahkan kunjungi http://blog.edelweis-art.com. Terima kasih (Penulis)

Selasa, September 11, 2018

Mengunggah Foto dari Ponsel dengan HTML5, jQuery dan PHP

Di jaman mobile sekarang ini, pengembang aplikasi berbasis web pun dituntut harus bisa menyesuaikan diri. Di mana tampilan dan fitur yang dibuat, harus mobile friendly juga. Salah satu fitur yang biasa digunakan adalah mengunggah foto. Dan untuk kasus mobile device, kamera menjadi hal utama yang harus dipertimbangkan.

Beruntung, jika kita mau rajin mencari dan membaca, sebenarnya di internet telah tersedia banyak artikel, contoh dan panduan untuk pengembangan aplikasi yang kita buat. Tinggal kita sesuaikan saja dengan kebutuhan dan kemampuan nalar kita. Karena, tidak selalu yang kita dapatkan cocok dan bisa kita terapkan untuk aplikasi kita. Seperti halnya tentang pengunggahan foto dari ponsel baik dari data yang sudah ada maupun mengambil langsung menggunakan kamera, dari sekian yang saya baca, saya menemukan satu artikel yang saya anggap cocok. Dan melalui tulisan ini, saya ingin berbagi dengan Anda yang sedang memerlukannya.

Secara umum, proses pengunggahan foto (baik dari perangkat selular maupun komputer biasa), dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

  1. Memilih atau mengambil foto
  2. Memfilter dan mempreview foto
  3. Mengunggah foto

Untuk memilih atau mengambil foto, kita bisa menggunakan elemen input pada HTML5. Kenapa mesti HTML5? Ya, karena pada HTML5 telah dimungkinkan untuk menginput foto atau file lebih dari satu sekaligus. Sementara untuk memfilter foto (biasanya mengatur ulang ukuran atau dimensi foto yang terasa cukup besar) serta mempreviewnya, bisa dilakukan di sisi klien maupun server. Namun, saya lebih suka melakukannya di sisi klien. Toh, jika kemudian pengguna bermaksud membatalkan unggahannya, tidak perlu sampai merecoki server. Untuk memfilter dan mempreview foto di sisi klien, kita bisa menggunakan jQuery. Dan untuk hal terakhir, yaitu proses pengunggahan--dan penyimpanan--foto ke server, kita pun bisa menggunakan jQuery yang kemudian akan diterima dan diteruskan prosesnya menggunakan PHP.

Berikut impelementasinya:

file index.html
<div>
  <input id="upload-image" type="hidden" /><input accept="image/*" id="image-file" multiple="" type="file" /> <button id="upload-file">Upload</button>
</div>
<div id="preview-image"></div>

file upload.js
$(document).ready(function(){
 canvasLastID = 0;

 $(document).on("change", '#image-file', function(e) {
  var files = e.target.files;

  $.each(files, function(index,value){
   if(value) {
    if(/^image\//i.test(value.type)) {
     readFile(value,canvasLastID);
     canvasLastID++;
    } else {
     alert("Oops! Invalid file type");
    }
   }
  });

  $(this).val('');
 });

 $(document).on("click",".delete-canvas",function(){
  var index = $(this).attr('data-id');
  var dataURL = $(this).attr('data-content');

  var attachments = $("#upload-image").val();
  attachments = JSON.parse(attachments);

  var iO = attachments.indexOf(dataURL);
  attachments.splice(iO,1);

  var n = attachments.length;

  if(n == 0) {
   $("#upload-image").val('');
   $("#preview-image").empty();
   canvasLastID = 0;
  } else {
   attachments = JSON.stringify(attachments);
   $("#upload-image").val(attachments);
   $('.canvas-box[data-id='+index+']').remove();
  }
 });

 $(document).on("click","#upload-file",function(e){
  e.preventDefault();

  var data = {};
  data.imgs = $("#upload-image").val();

  if(data.imgs=="") {
   alert("Please select atleast one photo");
  } else {
   $.post("upload.php", data, function(data) {
    var data = JSON.parse(data);

    if(data.status==1) {
     $("#upload-image").val('');
     $("#preview-image").empty();
     canvasLastID = 0;
    }

    alert(data.message);
   });
  }

  return false;
 });
});

function readFile(file,index) {
 var reader = new FileReader();

 reader.onloadend = function () {
  processFile(reader.result, file.type, index);
 }

 reader.onerror = function () {
  alert("Oops! An error has occurred");
 }

 reader.readAsDataURL(file);
}

function processFile(dataURL, fileType, index) {
 var maxWidth = 800;
 var maxHeight = 800;

 var maxIconWidth = 150;
 var maxIconHeight = 150;

 var image = new Image();
 image.src = dataURL;

 image.onload = function () {
  var width = image.width;
  var height = image.height;

  if ((width > maxWidth) || (height > maxHeight)) {
   var newWidth;
   var newHeight;

   if (width > height) {
    newHeight = height * (maxWidth / width);
    newWidth = maxWidth;
   } else {
    newWidth = width * (maxHeight / height);
    newHeight = maxHeight;
   }

   var canvas = document.createElement('canvas');

   canvas.width = newWidth;
   canvas.height = newHeight;

   var context = canvas.getContext('2d');

   context.drawImage(this, 0, 0, newWidth, newHeight);

   dataURL = canvas.toDataURL(fileType);
  }

  // create icon images
  var newIconWidth;
  var newIconHeight;

  if ((width > maxIconWidth) || (height > maxIconHeight)) {
   if (width > height) {
    newIconHeight = height * (maxIconWidth / width);
    newIconWidth = maxIconWidth;
   } else {
    newIconWidth = width * (maxIconHeight / height);
    newIconHeight = maxIconHeight;
   }
  } else {
   newIconHeight = height;
   newIconWidth = width;
  }

  var canvas2 = document.createElement('canvas');
  canvas2.id = 'ImgIcon'+index;

  canvas2.width = newIconWidth;
  canvas2.height = newIconHeight;

  var context2 = canvas2.getContext('2d');

  context2.drawImage(this, 0, 0, newIconWidth, newIconHeight);

  // push dataURL to attachments
  var attachments = $("#upload-image").val();

  if(attachments=="") {
   attachments = [dataURL];
  } else {
   attachments = JSON.parse(attachments);
   attachments.push(dataURL);
  }

  attachments = JSON.stringify(attachments);

  $("#upload-image").val(attachments);

  // add icon image to preview image box
  $("#preview-image").append('<div class="canvas-box" data-id="'+index+'" style="width:'+newIconWidth+'px;height:'+newIconHeight+'px"></div>');
  $('.canvas-box[data-id='+index+']').append(canvas2);
  $('.canvas-box[data-id='+index+']').append('<span class="text-red delete-canvas" data-id="'+index+'" data-content="'+dataURL+'" style="position:absolute;top:4px;right:6px;z-index:99"><img src="icons/close.png" /></span>');
 };

 image.onerror = function () {
  alert("Oops! An error has occurred");
 };
}

file upload.php
$time = date('YmdHis');
$return = array();

function saveFromBase64($imageData,$newImage) {
 $imageData = explode('base64,', $imageData);
 $imageBase64 = $imageData[1];
 $imageString = base64_decode($imageBase64);
 $img = imagecreatefromstring($imageString);

 if($img !== false) {
  $path_parts = pathinfo($newImage);
  $extension = strtolower($path_parts['extension']);

  if($extension=='jpg' || $extension=='jpeg') {
   $save = imagejpeg($img, $newImage);
  } elseif($extension=='png') {
   $save = imagepng($img, $newImage);
  } else {
   $save = false;
  }

  imagedestroy($img);

  if($save) {
   return true;
  } else {
   return false;
  }
 } else {
  return false;
 }
}

if(isset($_POST['imgs']) && $_POST['imgs']!="") {
 $imgs = json_decode($_POST['imgs']);

 $count = 0;
 $success = 0;
 $failed = 0;

 $n = 0;

 foreach ($imgs as $img) {
  $n++;

  $filename = "images/img-$time-$n.png";
  $saved = saveFromBase64($img,$filename);

  if($saved) {
   $success++;
  } else {
   $failed++;
  }
 }

 $count = $n;

 if($count==$failed) {
  $return['status'] = 0;
  $return['message'] = "Oops! An error has occurred. No photos uploaded";
 } elseif($count==$success) {
  $return['status'] = 1;
  $return['message'] = "Yes! All photos uploaded";
 } else {
  $return['status'] = 2;
  $return['message'] = "$success of $count photos uploaded";
 }
} else {
 $return['status'] = 0;
 $return['message'] = "Invalid request";
}

echo json_encode($return);

Mula-mula, foto-foto yang akan diunggah, dicek dulu dimensinya. Dalam hal ini kita buat dimensi maksimal foto yang akan diunggah misalnya adalah width=800px dan height=800px. Artinya, jika dimensi foto melebihi ukuran tersebut, maka foto akan dikecilkan terlebih dahulu menggunakan canvas HTML5. Foto-foto tersebut lalu dikonversi menjadi data url yang akan dikirimkan ke server. Dan untuk memudahkan pengguna, sebelum foto-foto tersebut dikirim, kita buatkan preview-nya dalam ukuran-ukuran yang lebih kecil, misal width & height 150px menggunakan canvas HTML5. Di sini pengguna dapat menghapus juga foto-foto yang keliru dipilih. Setelah diterima di server, data url foto kemudian dikembalikan menjadi file image untuk disimpan.

Demikian, mudah-mudahan bermanfaat. Jika Anda membutuhkan source code-nya, silahkan klik di sini untuk mengunduhnya.





Kamis, Juli 26, 2018

Cara Mencetak Data Secara Langsung dari Web Browser Android

Salah satu kendala yang kita hadapi sebagai developer aplikasi web adalah mencetak langsung dari browser pada perangkat Android (misalnya untuk mencetak faktur penjualan, bukan mencetak halaman web) di mana jika kita menggunakan browser pada desktop sangat dimungkinkan dengan menggunakan javascript namun untuk web browser pada Android hal ini tidak berlaku (You cannot use JavaScript in a HTML document to trigger printing).

Bagi yang menguasai juga pembuatan aplikasi Android, mungkin hal di atas tidak menjadi kendala yang cukup berarti. Namun bagi yang tidak menguasai, kendala di atas bisa menjadi mimpi buruk yang mengancam, karena di jaman sekarang, tentu banyak klien yang menginginkannya. Hal yang bisa dilakukan pada akhirnya adalah meng-hire developer android untuk membuatkan aplikasi yang bisa membantu atau mencari-cari aplikasi di Play Store yang bisa digunakan. Untuk hal yang ke dua, tentu membutuhkan proses trial and error dan keberuntungan tentu saja. Ya, sebab jika tidak beruntung kita akan cukup lama menemukan aplikasi yang cocok. Karena dari pengalaman saya pribadi, aplikasi-aplikasi untuk mencetak (yang biasanya melalui bluetooth dan disambungkan dengan printer thermal yang biasanya juga disertakan saat kita membeli printernya) tidak banyak yang membantu. Rata-rata bisa digunakan hanya melalui aplikasi itu sendiri. Dan beruntung, saya menemukan sebuah aplikasi di Play Store, Bluetooth Print, yang dikembangkan oleh Mate Technologies. Aplikasi ini menyediakan fungsi yang bisa kita gunakan mencetak langsung dari halaman web pada perangkat Android kita.



Untuk mencetak langsung dari browser menggunakan aplikasi Bluetooth Print tersebut, kita bisa menggunakan tag hyperlink atau fungsi window.open() pada halaman web.





Secara detail, prosesnya bisa digambarkan sebagai berikut:

Saat kita klik link atau tombol cetak pada halaman web, maka akan membuka aplikasi Bluetooth Print. Selanjutnya aplikasi akan mengirimkan request ke url yang telah kita tentukan dan simpan sebelumnya, yang akan memberikan response berupa data yang akan dicetak dalam bentuk json. Jika url dan data response valid, maka aplikasi akan meneruskan datanya ke printer untuk dicetak.

Adapun link address untuk membuka aplikasi Bluetooth Print adalah my.bluetoothprint.scheme://<url>?<parameter>. <url> lazimnya diisi dengan url halaman web kita namun dapat diisi apa saja sementara <parameter> adalah parameter yang akan dikirim ke url response yang kita tentukan. Misalnya link address-nya adalah my.bluetoothprint.scheme://http://ekasir.namatokokita.com/form-penjualan.php?nota=0001. Sementara url response-nya misalnya http://ekasir.namatokokita.com/data.php. Maka saat kita klik link address tersebut, aplikasi akan mengirimkan GET request nota=0001 yang akan kita tangkap di http://ekasir.namatokokita.com/data.php dan kita gunakan sebagai parameter untuk mengirimkan  data yang diperlukan. Bagaimana bentuk data yang harus dikirimkan, pada pengaturan aplikasi telah disediakan contohnya.

Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.

Kamis, Mei 10, 2018

iPusnas: Mudahnya Meminjam Buku Perpustakaan dari Manapun Kita Berada

Salah satu berkah dari kemajuan teknologi adalah semakin mudahnya kita dalam mengakses dan mendapatkan sumber bacaan (dalam hal ini: buku) yang kita inginkan. Era ketika digitalisasi merupakan sesuatu yang hanya bisa kita bayangkan atau kita tonton dari cerita-cerita atau tayangan film-film fiksi ilmiah, bahkan kita terkadang harus menempuh jarak berpuluh kilometer untuk sekedar meminjam buku pada perpustakaan yang menyediakannya. Kini, dengan kemajuan teknologi, kita tidak hanya bisa meminjam, kita pun bisa membacanya langsung dari tempat duduk kita di rumah atau dari mana pun kita berada.

iPusnas

Ya, dengan inovasi teknologi yang disematkan pada perangkat pintar Android, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) telah merilis aplikasi iPusnas sebagai sarana bagi kita untuk meminjam buku yang disediakan tanpa perlu repot datang langsung ke gedung PNRI. Tentu, buku yang disediakan bukanlah buku konvesional dari kertas namun merupakan buku versi digital (e-book). Toh, saya rasa, itu bukanlah soal bahkan bisa merupakan solusi yang sangat baik karena tanpa perlu menenteng-nenteng buku-buku yang tebal kemana-mana, kita bisa tetap membacanya karena isinya pun sama dengan versi asli, versi cetaknya.



Cukup Pasang Aplikasi dan Daftarkan Email Kita dan Selanjutnya Gratis!


Benar, yang kita perlukan untuk mengakses perpustakaan digital milik PNRI hanyalah memasang aplikasi iPusnas yang bisa kita unduh melalui Play Store di perangkat Android kita dan selanjutnya mendaftarkan email kita agar kita bisa mengaksesnya secara penuh. Selain menggunakan nama email, kita pun bisa menggunakan akun Facebook kita untuk login ke iPusnas.

Lalu, buku apa saja yang disediakan dan bagaimana cara peminjamannya?

Seperti bisa dilihat pada gambar di bawah ini, iPusnas menyediakan lebih dari 130 kategori buku yang meliputi hampir semua bidang seperti agama, ekonomi, pendidikan, kesehatan, politik, sastra dan humaniora juga hobi dan hiburan, yang bisa kita pinjam.

Daftar kategori buku yang tersedia pada iPusnas


Adapun cara peminjamannya, setelah kita mencari dan menemukan buku yang akan kita pinjam, pada tampilan detail buku disediakan tombol Pinjam. Setelah kita mengklik tombol Pinjam, maka akan tampil daftar ePustaka yang menyediakan buku tersebut. Setelah kita memilih salah satunya, maka buku akan terunduh dan masuk ke dalam rak buku kita. Ya, pada akun iPusnas kita, disediakan rak buku khusus untuk kita guna menampung buku-buku yang kita pinjam. Untuk membacanya, kita tinggal mengkliknya pada rak buku kita. Untuk memudahkan, pada masing-masing buku disediakan tombol bookmark sebagai penanda halaman yang telah kita baca atau kita anggap penting. Beberapa buku juga menyediakan daftar isi yang jika diklik judul akan langsung membuka kontennya. Jika kita sudah selesai membacanya, maka tinggal kita kembalikan buku yang kita pinjam degan menggunakan menu pengembalian buku yang telah disediakan. Masing-masing buku juga mempunyai masa pinjam. Artinya, selesai atau belum selesai kita baca, maka buku yang kita pinjam akan ditarik agar dapat dipinjamkan kepada yang lain. Jika kita memang masih memerlukannya, kita pun bisa meminjamnya kembali. Jangan khawatir, karena biasanya buku yang tersedia untuk satu judul lebih dari satu buku.

Pencarian Buku

Detail Buku

Proses Peminjaman Buku

Rak Buku

Info Masa Berlaku Peminjaman Buku

Menu Pengembalian dan Sharing

Daftar Isi Buku

Penanda Buku (Bookmarks)

Isi Buku

Selain disediakan rak untuk menampung buku yang kita pinjam, kita juga diberikan fasilitas Catatan Pribadi yang bisa kita gunakan untuk mencatat hal-hal penting dalam membaca atau catatan-catatan lain yang kita perlukan. iPusnas sendiri sedianya juga merupakan jejaring sosial yang bisa menghubungkan kita dengan pembaca-pembaca lainnya dan saling berbagi informasi maupun catatan.


Dashboard

Catatan Pribadi

Linimasa

Selamat membaca :)

Sabtu, April 14, 2018

Mudahnya Mencairkan Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan

Bagi Anda yang sudah tidak bekerja pada sebuah perusahaan dan memiliki saldo Jaminan Hari Tua (JHT) BPJS Ketenagakerjaan serta ingin mencairkannya 100%, saya ingin berbagi pengalaman tentang bagaimana cara melakukannya. Namun, sebelumnya, Anda harus memastikan bahwa saat Anda akan mencairkan saldo JHT Anda 100%, (1) kepesertaan JHT Anda sudah benar-benar tidak aktif dan (2) Anda sedang tidak bekerja di perusahaan lain yang juga memberikan fasilitas JHT BPJS Ketenagakerjaan. Kedua hal tersebut berkaitan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BPJS Ketenagakerjaan di mana dalam keadaan aktif atau sedang bekerja dan belum berusia 56 tahun, peserta JHT hanya dapat mencairkan maksimal 10% dari total saldo, atau maksimal 30% jika diperuntukkan bagi biaya perumahan, itupun dengan syarat minimal telah menjadi peserta selama 10 tahun dan hanya dapat dilakukan sekali. Jadi, jika Anda merencanakan untuk bekerja kembali, segera ajukan klaim JHT Anda sebelum Anda bekerja kembali. Oiya, batas minimal pengajuan klaim adalah 1 bulan setelah Anda tidak aktif bekerja/mengikuti program JHT. Artinya, jika belum genap 1 bulan Anda berhenti, Anda tidak bisa mengajukan klaim. Untuk memastikan aktif tidaknya kepesertaan JHT Anda, Anda bisa mengeceknya melalui layanan BPJSTKU baik melalui web di alamat https://sso.bpjsketenagakerjaan.go.id ataupun melalui aplikasi mobile yang bisa diunduh di Play Store pada perangkat Android Anda atau melalui alamat https://play.google.com/store/apps/details?id=com.bpjstku&hl=in.

Data Saldo dan Status JHT


Untuk melakukan pencairan atau klaim saldo JHT, ada 2 cara yang bisa dilakukan yaitu dengan datang langsung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan yang terdekat dengan tempat tinggal kita atau melalui layanan online BPJSTKU (baik melalui web ataupun aplikasi mobile).

Persyaratan Dokumen


Adapun berkas-berkas yang perlu dipersiapkan, baik dengan datang langsung ataupun secara online, meliputi:


  • Bukti penetapan pemutusan kerja atau paklaring
  • Fotokopi identitas diri peserta (KTP/Paspor)
  • Fotokopi Kartu Keluarga
  • Kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan yang asli
  • Fotokopi buku rekening
  • Materai 6.000


Berkas atau dokumen tersebut harus disiapkan dan dibawa semua. Untuk paklaring, jika kita belum mendapatkannya, kita bisa menghubungi HRD tempat kita bekerja sebelumnya untuk mengeluarkannya. Jika perusahaannya ternyata telah tutup, kita bisa menghubungi Dinas Ketenagakerjaan untuk mengurusnya. Adapun untuk fotokopi buku rekening, jika kita tidak memiliki rekening di bank manapun, kita masih tetap bisa mengambil saldo JHT kita namun hanya dengan datang langsung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan (tidak bisa secara online).

Klaim Langsung ke Kantor BPJS Ketenagakerjaan


Layanan klaim di kantor BPJS Ketenagakerjaan dibuka dari jam 08:00 s.d 15:00 pada hari kerja Senin s.d Jum'at. Untuk melakukan klaim, kita mesti datang pagi-pagi sebelum layanan dibuka, agar kita bisa mendapatkan antrian karena jumlahnya dibatasi--terkait dengan waktu layanan agar semua antrian bisa dilayani hari itu juga. Pada tempat layanan disediakan petugas resepsionis yang akan memeriksa kelengkapan berkas yang kita bawa. Jika berkas yang kita bawa lengkap, maka kita akan diberikan nomor antrian serta lembar pengajuan klaim JHT dan lembar pernyataan yang menerangkan status JHT kita dan bahwa kita sedang tidak bekerja. Lembar pernyataan inilah yang nanti akan kita bubuhi materai. Setelah kita mengisi lembar pengajuan klaim dan lembar pernyataan, selanjutnya kita tinggal menunggu panggilan sesuai nomor antrian yang telah diberikan. Pada saat kita dipanggil, kita akan diminta untuk menyerahkan semua berkas yang telah saya sebutkan di atas, termasuk yang asli (untuk berkas fotokopi). Setelah berkas kita serahkan, selanjutnya berkas itu akan diproses oleh petugas dan kita akan diminta untuk menunggu kembali. Pada panggilan kedua, setelah berkas kita selesai diproses dan lolos verifikasi, berkas asli akan dikembalikan kepada kita, kecuali kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan kita. Kita pun akan diberi surat bukti klaim dan tinggal menunggu saldo JHT ditransfer ke rekening kita, selambat-lambatnya 7 hari kerja sejak pengajuan klaim kita tersebut. Khusus jika kita tidak mempunyai rekening, maka kita akan menunggu sekali lagi untuk proses pengambilan saldo JHT kita. Oiya, pada panggilan kedua ini, kita akan diambil pasfoto kita. Jadi, gunakanlah pakaian yang layak dan sopan.

Klaim JHT Secara Online


Seperti telah saya sebutkan, bahwa untuk melakukan klaim langsung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan, kita mesti datang pagi-pagi. Jika kita berkendala dengan hal tersebut, kita bisa mengajukan klaim secara online melalui situs BPJSTKU di alamat https://sso.bpjsketenagakerjaan.go.id ataupun melalui aplikasi mobile BPJSTKU yang telah diunduh di perangkat Android kita.

Halaman Depan BPJSTKU

Jika kita belum memiliki akun, kita bisa membuat akun BPJSTKU lebih dahulu melalui aplikasi mobile BPJSTKU atau melalui halaman https://sso.bpjsketenagakerjaan.go.id/registrasi.bpjs.

CATATAN: Akun atau login yang digunakan pada halaman web BPJSTKU dengan yang digunakan pada aplikasi mobile BPJSTKU adalah sama.


Halaman Registrasi BPJSTKU


Setelah kita mempunyai akun dan berhasil login, kita akan dibawa masuk ke halaman utama BPJSTKU. Kita pilih menu Klaim Saldo JHT untuk melanjutkan, atau kita bisa mengecek saldo dan status JHT kita terlebih dahulu melalui menu Cek Saldo JHT.

Halaman Utama BPJSTKU


Selanjutnya, pada halaman Klaim Saldo JHT, kita pilih Pengajuan Klaim serta alasan/jenis klaim yang kita ajukan. Jika memang kita sudah bisa mengajukan klaim, maka akan muncul konfirmasi untuk melanjutkan ke langkah beringkutnya. Kita kemudian akan diminta untuk memilih cabang kantor BPJS Ketenagakerjaan untuk melakukan urusan lebih lanjut, serta diminta untuk mengisi data rekening yang akan digunakan untuk menerima transferan saldo JHT serta mengunggah dokumen-dokumen yang disyaratkan. Setelah berhasil maka kita akan menerima konfirmasi pengajuan klaim kita melalui email yang telah kita daftarkan sebelumnya.

Pengajuan Klaim Online


Konfirmasi Pengajuan Klaim Online


Formulir Klaim Online

Email Konfirmasi Pengajuan Klaim Online


Setelah menerima email konfirmasi pengajuan klaim, maka, sebagaimana tertera pada email tersebut, kita tinggal menunggu email konfirmasi berikutnya, yaitu hasil verifikasi apakah pengajuan kita diterima atau tidak, selambat-lambatnya 2x24 jam hari kerja. Artinya, jika kita mengajukan klaim pada hari Kamis malam dan kebetulan hari Jumat esok harinya adalah hari libur, maka selambat-lambatnya kita akan menerima email konfirmasi yang kedua pada hari Selasa. Jika sampai hari Rabu pagi kita belum menerima email, kita bisa menghubungi layanan Call Center (021) 150-09-10 sebagaimana tercantum.

Email Konfirmasi Pengajuan Klaim Online Diterima


Selanjutnya, setelah kita menerima email verifikasi yang menyatakan bahwa pengajuan kita diterima, kita tinggal menuju kantor BPJS Ketenagakerjaan yang telah kita pilih dengan membawa semua berkas yang disyaratkan. Sama seperti pengajuan langsung, sesampainya di kantor BPJS Ketenagakerjaan, kita terlebih dahulu menuju resepsionis yang akan memeriksa dokumen kita dan memberikan kita nomor antrian serta lembar pernyataan sudah tidak aktif dan sedang tidak bekerja. Adapun lembar pengajuan klaim cukup kita cetak dari email kedua yang kita terima (dilampirkan di email tersebut). Namun, berbeda dengan pengajuan langsung, kita tidak perlu datang pagi-pagi untuk repot mengambil antrian karena antrian pengajuan online tidaklah terlalu panjang karena hanya diperlukan satu kali proses, yaitu penyerahan berkas dan pengambilan pasfoto. Setelah selesai, kita pun tinggal menunggu saldo JHT kita berpindah ke rekening yang telah kita ajukan maksimal 7 hari kerja kemudian.

Semoga bermanfaat!

Minggu, Maret 11, 2018

Mengubah (Kumpulan) Foto Jadi Video

Salah satu fitur yang dimiliki oleh VSDC adalah membuat slideshow atau rangkaian gambar dalam bentuk video. Ya, jika Anda mempunyai kumpulan foto sebuah kegiatan (misalnya jalan-jalan atau reuni) dan ingin menikmatinya dengan lebih asyik melalui layar komputer atau televisi, Anda bisa membuatnya menjadi sebuah video menggunakan VSDC. Silahkan ikuti tutorialnya di bawah ini.

1. Memulai

Untuk mulai membuat slideshow, silahkan buka Aplikasi VSDC lalu pilih Create slideshow kemudian tentukan nama Project dan pengaturan lainnya seperti resolusi, ukuran (lebar dan tinggi), frameratebackground dan lain-lainnya, lalu klik Finish


2. Memuat, Menambah dan Menghapus File

Klik Add files lalu cari dan pilih atau blok file foto atau gambar yang akan dirangkai lalu klik Open untuk memuat gambar yang akan digunakan. Ini berlaku pula jika kita ingin menambahkan file lain yang biasanya tidak berada dalam satu folder dengan file sebelumnya. Untuk memuat atau menambahkan file kita juga bisa menyeret langsung file dari folder penyimpanan ke dalam kotak atau area di bagian bawah aplikasi. Adapun untuk menghapus file cukup klik pada file yang dimaksud lalu klik tombol del atau delete pada keyboard. Untuk menghapus beberapa file, sebelum klik tombol delete, klik dan tahan tombol shift atau ctrl lalu klik pada file-file lain yang akan dihapus juga baru kemudian klik tombol delete. Untuk menghapus file secara keseluruhan, klik menu Remove - Remove all files.

Memuat atau menambahkan file

Pilih atau blok file yang akan digunakan

Proses pemuatan file (tunggu sampai selesai)

File telah dimuat

Menghapus semua file

3. Memberikan Efek Transisi

Dengan VSDC kita bisa memberikan efek transisi/perpindahan antar gambar sehingga tampilan bisa menjadi apik, baik seragam, berbeda-beda maupun acak. VSDC menyediakan lebih dari 300 efek transisi yang bisa dimanfaatkan. Sangat lumayan untuk sebuah aplikasi gratis. :D

Untuk memberikan efek transisi, klik tanda panah yang berada di antara dua gambar. Untuk menambah efek pada transisi gambar lainnya, klik dan tahan tombol shift atau ctrl pada keyboard lalu klik tanda panah lainnya yang dimaksud. Untuk memilih semua transisi klik menu Select all - Select all effects.

Memilih semua transisi

Transisi yang terpilih akan diberi garis bingkai bolder

Setelah kita menentukan transisi mana saja yang akan diberikan efek, selanjutnya pilih dan klik efek yang akan digunakan lalu klik Add effect. Efek ini akan berlaku seragam untuk semua transisi yang kita pilih. Untuk memberikan efek transisi secara acak, kita bisa klik Add effect - Add a random effect atau Add random effects for all files untuk memberikan efek secara acak pada semua transisi file yang ada (tidak hanya yang telah kita tentukan).

Daftar kelompok efek (kiri), detail efek (tengah), preview efek terpilih (kanan)

Memberikan efek secara acak untuk semua transisi

Ikon panah transisi yang telah diberi efek akan berwarna hijau

Untuk mengubah efek yang telah dipilih, caranya sama seperti saat menambahkan efek, yaitu dengan mengklik transisi-transisi yang akan diubah efeknya, lalu pilih efek baru yang diinginkan pada daftar efek lalu klik Add effect. Adapun untuk membuang efek transisi, setelah memilih transisi-transisi, klik tombol delete pada keyboard atau klik menu Remove - Remove all effects untuk membuang efek pada semua transisi (bukan hanya yang dipilih).

4. Menyimpan

Setelah efek selesai diberikan, klik Apply setings (lihat gambar di atas). Kita pun akan dibawa ke tampilan utama VSDC. Klik Preview untuk melihat video yang telah dihasilkan (lihat gambar di bawah). Jika kita telah cocok dengan hasil yang ada, kita bisa langsung melanjutkan untuk menyimpannya sebagai video. Jika tidak, kita pun masih bisa untuk memperbaharuinya.

Klik Preview untuk menampilkan video

Preview Video

Untuk menyimpan video yang dihasilkan, klik menu Export Project lalu tentukan jenis, format dan profile serta nama dan tempat penyimpanannya. Jika sudah klik tombol Export Project (berada pada bagian paling kanan pada gambar pertama di bawah ini). Jika muncul popup Export, klik tombol Continue untuk melanjutkan. Tunggu hingga video selesai dibuat.

Mengatur jenis dan format video

Mengatur nama dan tempat penyimpanan serta profile video

Popup Export

Video telah selesai dibuat


Adapun untuk mengedit ulang video yang telah dihasilkan, pertama, klik Sprite yang ada pada kotak Objects explorer. Setelah itu, klik menu Editor, lalu klik Run Wizard dan pilih Edit sprite. Kitapun akan dibawa kembali ke tampilan editor slideshow.


Demikian tutorial sederhana untuk membuat slideshow menggunakan VSDC. Sebenarnya masih banyak fitur lainnya yang bisa digunakan seperti mengatur durasi transisi yang bisa dibeda-bedakan, membuat tampilan gambar atau video seperti gambar atau video jadul, memberi teks pada video atau masing-masing gambar, dan sebagainya. Silahkan explore lebih lanjut sendiri karena memang VSDC, salah satu keunggulannya selain gratis tentu saja, adalah mudah dipelajari dan digunakan.